Februari 2008 - Februari 2012
Empat tahun usiamu, empat tahun kau menemani kami.
Empat tahun kau mengenalkan kepada kami betapa dirimu, dari nama pertamamu, yang murni dan (layak) dicintai itu merupakan harta yang bernilai tanpas batas.
Empat tahun dirimu, seperti makna nama keduamu, menerangi kehidupan kami, kedua orang tuamu, dan orang lain di sekitarmu.
"Dalam empat tahun itu, kau mulai belajar menyebut kata terima kasih, tolong dan maaf. Tiga kata ajaib yang menjadi dasar pembentukan karakternya di masa depan."
Empat tahun dia mencoba banyak hal baru, hingga dia menegaskannya satu demi satu: aku suka ini, aku tidak mau itu, atau tidak, terima kasih.
Dalam empat tahun itu, kau menemukan kesukaanmu: mengoleksi segala sesuatu yang berkaitan dengan binatang (boneka, buku, tas dokter hewan) hingga Papa-mu berkata, "Rumah ini bagaikan kebun binatang lengkap dengan perpustakaan dan rumah sakitnya."
Empat tahun ini kau menunjukkan kecintaanmu pada buku dan dunia cerita anak; kau begitu tenangnya ketika kami mendongengkan cerita untukmu, kau demikian antusiasnya untuk memegang buku sendiri ketika kami sedang membacakannya untukmu, dan dengan penuh cintanya kau menceritakan ulang kisah-kisah dalam buku itu kepada adikmu atau pada dirimu sendiri sambil mematut diri di depan cermin memerankan setiap tokoh yang sedang kau ceritakan.
"Di tahun keempat dalam hidupmu, kau menjadi semakin istimewa karena kau menunjukkan diri sebagai seorang kakak yang baik hati dan penyayang. Adikmu, Orlando Kendra, akan bangga memiliki kakak sepertimu."
BARU empat tahun, demikian aku menyebutnya. BARU empat tahun kau menemaniku belajar menjadi orang tua, belajar menjadi diriku yang kini. BARU empat tahun kita berpetualang bersama. Semoga Gusti Allah memberikan empat tahun lainnya, empat tahun yang berlipat ganda untuk kita berempat bersama-sama belajar, berpetualang dan menjadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain.
Selamat ulang tahun yang keempat, Nduk!
Bubu Cici
No comments:
Post a Comment